Hingga saat
ini, kita telah menjelajahi konsep kekuasaan (power) dalam organisasi. Tibalah
kini saatnya kita mengeksplorasi aspek politik di dalam organisasi. Politik
dalam organisasi adalah sesuatu yang sulit dihindarkan tatkala organisasi
terdiri atas 2 orang atau lebih. Terdapat banyak kepentingan di dalam
organisasi, langkanya sumber daya, dan tarik-menarik gagasan. Seluruhnya
membuat politik dalam organisasi menjadi konsekuensi logis aktivitas
organisasi.
Bagi Robert
Morgan, organisasi serupa dengan sistem politik. Politik di dalam organisasi
(organizational politics) dengan memfokuskan perhatian pada tiga konsep yaitu interest
(kepentingan), konflik, dan kekuasaan (power). Interest (kepentingan) adalah
kecenderungan meraih sasaran, nilai, kehendak, harapan, dan kecenderungan
lainnya.
Politik
keorganisasian muncul ketika orang berpikir secara berbeda dan bertindak
berbeda.Perbedaan ini menciptakan ketegangan (tension) yang harus diselesaikan
lewat cara-cara politik. Cara-cara politik tersebut adalah:
·
Autocratically
(secara otokratik) – > “kita lakukan dengan cara ini.”
·
Bureaucratically
(secara birokratis) – > “kita disarankan melakukan cara ini.”
·
Technocratically
(secara teknokratis) – > “yang terbaik dengan cara ini.”
·
Democratically
(secara demokratis) – > “bagaimana kita melakukannya.
Dhal (1957)
menyatakan politik adalah aktifitas untuk mendapatkan, mengembangkan, menggunakan
kekuasaan dan sumber-sumber lannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan dalam
situasi dimana adanya ketidakpastian atau adanya ketidaksepakatan tentang suatu
pilihan. Politik didefinisikan sebagai “setiap pola hubungan yang kokoh
antarmanusia dan melibatkan secara cukup mencolok kendali, pengaruh, kekuasaan
dan kewenangan”.
Karl Albrecht
(1983) memberikan pemahaman bahwa suatu organisasi akan dipengaruhi
factor-faktor politik internal yang berkaitan dengan budaya organisasi dan gaya
manajemen. Faktor-faktor politis yang dimaksud Albrecht merupakan iklim politik
organisasi yang pada prinsipnya juga mempengaruhi iklim organisasi secara
keseluruhan. Elemen Politik internal Organisasi yaitu faktor-faktor internal
dalam organisasi, kultur, dan gaya manajemen, yang mempengaruhi para pengambil
keputusan dalam melaksanakan fungsi manajemennya.
Politik
keorganisasian adalah serangkaian tindakan yang secara formal tidak diterima
dalam suatu organisasi dengan cara mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tujuan individu (Greenberg dan Baron, 1997).
Kreitner (2006)
menjelaskan factor-faktor utama yang menyebabkan munculnya perilaku berpolitik
adalah ketidakpastian dalam organisasi : tujuan tidak jelas, ukuran prestasi
dan kinerja tidak terstandar, proses pembuatan keputusan tidak terdefinisi
dengan baik, kompetisi antar individu dan kelompok tinggi, dan perubahan.
baca juga artikel terkait : dampak politik dalam organisasi
baca juga artikel terkait : dampak politik dalam organisasi
Elemen Politik
Albrecht (1983)
mengungkapkan ada lima elemen iklim politis organisasi yang hendaknya dapat
dipahami manajer senior dalam mengendalikan organisasi.
a.
Inner Circle
Relationship. Mengidentifikasi hubungan Manager Upper dengan Chief Executive.
Apakah hubungan tersebut bersifat kekeluargaan, kerabat atau pertemanan
(Friendlines) . Disamping itu adakah Kolaborasi antar manajer dan adakah grup
khusus baik dari dalam dept maupun dari luar dept yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan.
b.
Axis of
Influence. Mengidentifikasi hubungan pertemanan dari manager menengah/area yang
memiliki hubungan langsung ke Chief Executive tanpa melewati Manajer Divisinya.
Apakah ada hubungan khusus antara berbagai manajer level menengah dengan
pimpinan puncak sehingga dapat mengesampingkan peran manajer divisinya. Bisa
jadi hubungan tersebut timbul karena memang adanya special expertise (keahlian
khusus) yang dimilikinya dalam pengelolaan unit yang dipimpinnya sehingga dapat
melaksanakan tugas-tugas tanpa diperlukan manager divisi.
c.
Informal Power
Centers. Adakah karyawan level
operasional yang memiliki hubungan khusus/pertemanan dengan manajer senior,
sehingga melewati atasannya.
d.
Polarizing
Elements. Adakah ketidakcocokan antara Manajer dengan bawahannya dan dalam hal
apa sajakah itu terjadi, dalam semua aktivitas organisasi atau hanya perbedaan
yang tidak prinsip saja. Timbulnya hubungan antar personal yang saling
berkompetisi sehingga mempengaruhi interaksi emosional bila akan mempengaruhi
pengambilan keputusan maka akan menjadi kendala pelaksanaan tugas-tugas saja.
e.
Informal
Coalitions. Adakah grup manajer yang berkoalisi untuk menolak keputusan atau
mengambil keputusan yang lain dengan yang sudah ditetapkan manajer atasnya dan
sejauh mana hal ini akan diteruskan.
baca juga artikel yang terkait : taktik memainkan politik dalam organisasi
Comments
Post a Comment