Dampak Politik
dalam Organisasi
Richard L. Daft
mengidentifikasi 3 wilayah dimana politik organisasi terangsang untuk muncul.
Wilayah-wilayah tersebut adalah
·
Perubahan
Struktural. Perubahan struktural, misalnya reorganisasi jabatan, langsung
menohok ke dalam “jantung” hubungan otoritas dan kekuasaan. Reorganisasi
seperti perubahan tugas dan wewenang, juga berdampak atas dasar kekuasaan
akibat ketidakmenentuan strategis. Untuk alasan ini, reorganisasi membawa ke
arah maraknya kegiatan politik dalam organisasi. Para manajer secara aktif
menawar dan menegosiasi guna memelihara wewenang dan kekuasaan yang mereka
miliki. Merger dan akuisisi juga kerap membawa kegiatan politik yang eksplosif.
·
Suksesi
Manajemen. Perubahan keorganisasian seperti rekrutmen eksekutif baru, promosi,
dan transfer pegawai punya signifikansi politik yang besar, khususnya pada
level organisasi puncak dimana ketidakmenentuan demikian tinggi dan jaringan
kepercayaan, kerjasama, dan komunikasi di antara eksekutif adalah penting.
Keputusan rekrutmen dapat melahirkan ketidakmenentuan, pertentangan wacana, dan
ketidaksetujuan. Manajer dapat menggunakan perekrutan dan promosi guna
memperkuat jaringan aliansi dan koalisi dengan menempatkan orang-orangnya
sendiri dalam posisi kunci.
·
Alokasi
Sumberdaya. Alokasi sumber daya adalah arena politik ketiga. Alokasi sumberdaya
memotong seluruh sumberdaya yang dibutuhkan bagi kinerja organisasi, termasuk
gaji, anggaran, pekerja, fasilitas kantor, perlengkapan, penggunaan
transportasi kantor, dan sebagainya. Sumber daya adalah vital sehingga bahwa
ketidaksetujuan untuk memprioritaskan salah satu sumber daya mungkin mengemuka.
Dalam konteks ini, proses-proses politik membantu menyelesaikan dilema ini.
baca juga : politik dalam organisasi
Comments
Post a Comment